NAMA :
ROCKY RONALDO
NIM :
2011-83-026
MATA KULIAH :
MANAJEMEN PENGETAHUAN
(SOAL TUGAS BLOG)
Proses KM di organisasi Anda:
Mengamati dan menggambarkan
disetidaknya satu (sebaiknya lebih) contoh penemuan pengetahuan, menangkap
pengetahuan, berbagi pengetahuan dan pengetahuan
aplikasi di organisasi Anda.
Mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dari organisasi di KM,
sehubungan dengan
mekanisme dan teknologi serta
infrastruktur.
Catatan: Anda mungkin ingin
memperpanjang/memperbaiki pekerjaan yang Anda lakukan dalam penetapan 1.
Tujuan Penerapan Knowledge
Management (KM)
Penerapan KM akan memberikan pengaruh terhadap proses bisnis organisasi:
a.
Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur
dengan baik, maka organisasi akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut
untuk konteks yang lainnya, sehingga organisasi akan dapat menghemat waktu dan
biaya.
b.
Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan
kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan
pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat, yang akhirnya proses
kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat
meningkatkan kompetensinya.
c.
Kemampuan beradaptasi. Organisasi akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan
perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
d.
Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan
ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas
dari organisasi akan meningkat
Dalam praktek KM di lapangan terdapat dua buah
strategi KM yang sangat berbeda. Kedua strategi tersebut adalah :
1. Strategi
Kodifikasi
2. Strategi
Personalia
Strategi Kodifikasi, pengetahuan dikodifikasi,
didokumentasikan dengan baik, dan disimpan ke dalam database sehingga dapat
diakses dan digunakan berulang-ulang oleh siapapun dalam organisasi tersebut.
Komputer membantu komunikasi antara individu-ke-dokumen. Untuk itu
diperlukan sebuah sistem yang mirip dengan perpustakaan tradisional, yang
menyimpan dokumen elektronik dengan fasilitas search engine yang bagus.
Strategi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang menjual produk yang standard
dan umum.
Strategi Personalia, pengetahuan disebarkan melalui
kontak individu-ke-individu. Fungsi utama komputer hanyalah untuk
membantu mereka berkomunikasi seperti melalui email, chatting, video conferensi,
lalu meeting. Untuk itu diperlukan sebuah sistem pencarian data keahlian
(expertise directory) sehingga setiap individu bisa menghubungi individu
lainnya dengan informasi kontak yang disediakan. Strategi ini biasanya dipakai
oleh organisasi yang memberikan solusi sangat costumized kepada setiap
permasalahan yang unik. Sebuah organisasi tidak bisa menggunakan kedua strategi
sekaligus dengan proporsi yang sama juga tidak bisa hanya menggunakan salah
satu strategi saja. Strategi yang tidak sesuai dengan budaya dan kehidupan
bisnis organisasi juga akan menghasilkan kegagalan bisnis organisasi juga akan
menghasilkan kegagalan besar dalam menerapkan manajemen pengetahuan.
PEMECAHAN KMS
10 langkah
dalam knowledge management roadmap terdiri dari 10 langkah dan terbagi dalam 4
fase yang dijabarkan sebagai berikut:
Fase 1:
Evaluasi infrastruktur terdiri dari kegiatan
- Menganalisa infrastruktur yang tersedia
- Menyelaraskan knowledge management dengan strategi bisnis
Fase 2: KM
system analysis, design, and development terdiri dari kegiatan
- Mendesain infrastruktur knowledge management
- Melakukan audit terhadap asset pengetahuan dan system yang tersedia
- Mendesain knowledge management tim
- Membuat knowledge management blueprint
- Membangun knowledge management system
Fase 3:
Deployment / pelaksanaan, terdiri dari kegiatan
- Melaksanakan kegiatan knowledge management, menggunakan metode penambahan hasil
- Memanage perubahan, budaya, dan struktur reward
Fase 4:
Evaluasi terdiri dari kegiatan
10.
Mengevaluasi performance, mengukur ROI, dan meningkatkan KMS
Fase 1
Evaluasi infrastruktur
Pada fase
ini terdapat dua kegiatan utama yakni menganalisa infrastruktur yang tersedia
dan menyelaraskan knowledge management dengan strategi bisnis. Pada tahap
analisis infrastruktur yang tersedia, merupakan kegiatan untuk menggali
pemahaman mengenai komponen yang membangun strategi dan kerangka teknologi
informasi yang akan digunakan dalam knowledge management. Dengan menganalisa
dan menghitung apa yang sudah tersedia di organisasi, kita bisa
mengidentifikasi kesenjangan dari infrastruktur tersebut. Dari hasil analisa
tersebut, kita mampu membangun knowledge management dengan sumber daya yang
sudah ada. Kunci dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi apa yang bisa
digunakan dan tidak bisa digunakan dalam knowledge management system.
Masih dalam
fase pertama, kegiatan menyelaraskan knowledge management dengan strategi
bisnis dilakukan untuk menghasilkan knowledge management system yang sesuai
dengan tujuan organisasi. Jika knowledge management dibangun tanpa melihat
tujuan bisnis organisasi, sebaik apapun knowledge management tersebut maka
tidak akan berfungsi dengan baik. Bisa dikatakan bahwa strategi bisnis biasanya
merupakan atau berada pada level atas. Sedangkan membangun sebuah system merupakan
tingkat bawah, dimana dibutuhkan spesifikasi, fitur yang jelas bukan dalam
bentuk abstrak, visi, atau ide-ide bisnis. Untuk menyatukan keduanya, sebaiknya
strategi bisnis diturunkan hingga ke level desain system, sedangkan pada desain
knowledge management system dinaikkan hingga level strategi bisnis.
Fase 2: KM
system analysis, design, and development terdiri dari kegiatan
Pada fase
kedua ini terdiri dari lima langkah mulai dari desain hingga pembangunan
knowledge management system tersebut. Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing kegiatan dalam fase kedua ini.
Pada langkah
ketiga ini yakni KM arsitektur dan desain adalah bagaimana kita harus memilih
dan menyeleksi komponen infrastruktur yang menunjang knowledge management
system. Dalam knowledge management system, terdapat tujuh layer arsitektur, dan
teknologi yang dibutuhkan untuk membangun masing-masing layer. Untuk
mengintegrasikan komponen tersebut kita harus lebih memikirkan mengenai
infostruktur dibanding hanya infrastruktur semata. Pilihan pertama dalam
pemilihan landasan kolaborasi adalah bisa menggunakan aplikasi standar yang
banyak digunakan secara bebas misalnya web, atau sebuah paket solusi misalnya
Lotus Notes atau produk solusi lainnya. Pemilihan platform/landasan ini harus
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Pada langkah
keempat knowledge audit dan analisis, langkah ini terkait dengan bagaimana
mengetahui apa yang telah diketahui oleh organiasi. Untuk menemukan apa yang
telah diketahui oleh organisasi maka diperlukan audit pengetahuan. Namun
sebelum melakukan audit, harus dijelaskan pula mengapa kegiatan audit ini
dibutuhkan. Setelah menentukan akan mengaudit pengetahuan organisasi maka perlu
dibentuk tim khusus untuk melakukan penilaian awal terhadap asset pengetahuan
yang terdapat di organisasi dengan mengidentifikasi baik kekuatan dan
kelemahan. Kegiatan audit yang dilakukan meliputi mengukur prose’s pengetahuan,
mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih metode audit yang sesuai, mengaudit dan
menganalisis pengetahuan organisasi yang tersedia.
Langkah
kelima adalah membangun knowledge management tim, disini KM tim akan dibentuk
yang akan bertugas untuk mendesain, membangun, mengimplementasikan, dan
menempatkan knowledge management system. Untuk mendesain KM tim kita harus
mampu mengidentifikasi para pemangku kepentingan baik dari internal maupun
eksternal, mengidentifikasi sumber-sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
kesuksesan prosen pembangungan knowledge management system. Untuk ukuran tim KM
yang ideal tidak bisa ditentukan dengan jumlah sumberdaya manusia secara tepat,
namun jumlah sumberdaya manusia yang terlibat harus mampu melaksanakan tugas
sesua dengan tugas yang diberikan. Adapun isu-isu yang bisa muncul pada tim
adalah mengenai jumlah anggota tim, memanaje perbedaan yang terjadi dari
berbagai pemangku kepentingan, aplikasi teknik dan metode yang digunakan, dan
lain-lain.
Pada langkah
keenam membuat KM system blueprint, setelah tim pembangun KM system terbentuk
selanjutnya adalah membuat blueprint yang menyediakan rencana untuk membangun
knowledge management system. Sama dengan ketika menganalisis infrastruktur,
dalam tahap ini juga diperlukan pemahaman terhadap tujuh layer infrastruktur
yang harus disesuaikan dengan organisasi. Dalam langkah ini ada beberapa hal yang
diperhatikan yakni mengkustomisai secara detail mengenai tujuh layer dari
knowledge management arsitektur terhadap organisasi. Paham dan menyeleksi
komponen yang dibutuhkan oleh organisasi, misalnya mengintegrasikan repository,
content center, knowledge mining tools, dan media kolaborasi. Hingga membuat
desain user interface bagi system.
Tahap
terkahir pada fase kedua ini adalah membangun knowledge management system, ini
merupakan lanjutan dari pembuatan blueprint, jika telah disepakati bahwa
penggunaan intranet bagi knowledge management system di organisasi maka
intranet organisasi bisa di konversi menjadi bentuk akhir dari system.
Penggunaan web-friendly document standard dan webDMA menyediakan peluang yang
sangat besar bagi kegiatan kolaborasi. Disini pengguna tetap bisa melihat
interface yang sudah familiar dengan apa yang mereka lihat sebelumnya, namun
dalam system tersebut tetap berorientasi dari client/server arsitektur kepada
agent-computing arsitektur.
Fase 3:
Pelaksanaan
Pada fase
ketiga ini meliputi dua kegiatan yakni pelaksanaan system KM dan perubahan
budaya, merevisi struktur reward, dan pilihan menggunakan atau tidak
menggunakan staf khusus yang mengurusi pelaksanaan system KM ini.
Pada langkah
ke delapan dilakukan uji coba dan pelaksanaan system, ujicoba system pada
lingkungan yang sesungguhnya merupakan saat-saat paling krusial dimana banyak
kegagalan terjadi pada saat launching karena apa yang dibangun dan ketika
pelaksanaan tidaklah sama. Sebelum memberlakukan system pada seluruh organisasi
(jika berskala besar), sebaiknya dilakukan ujicoba tidak pada seluruh populasi
melainkan hanya diambil beberapa sample saja. Dari ujicoba tersebut akan
diidentifikasi kesalahan system yang mungkin terjadi dan jika itu terjadi
sebaiknya segera dilakukan tindakan perbaikan pada system.
Pada langkah
ke Sembilan, memilih staf khusus, membangun struktur reward, dan teknologi
serta perubahan management merupakan langkah yang harus diambil ketika sebuah
system sudah digulirkan untuk digunakan. Adanya system baru juga memicu adanya
pergeseran budaya dari yang manual menjadi teknologi. Pegawai bukanlah tentara,
mereka lebih mengarah ke volunteer (sukarela) tidak suka ada pemaksaan,
melainkan harus melalui pendekatan tertentu untuk merubah budaya serta perilaku
dan kebiasaan.
Fase 4:
Pengukuran bagi evaluasi performa
Fase
terakhir hanya terdiri dari satu langkah yakni mengukur nilai penambahan hasil
dari implementasi knowledge management. Langkah terakhir atau kesepuluh adalah
terkait dengan menghitung hasil kerja terkait dengan pengetahuan. Mengukur
return on knowledge investment harus menghitung baik finansial dan
kompetitif impak dari knowledge management pada bisnis yang dilaksanakan oleh
organisasi. Pada langkah ini akan memberikan panduan memilih alat ukur apa yang
sekiranya bisa digunakan untuk menghitung nilai tersebut.